.:tutup:.
Selamat datang di blog www.busungbiuct.blogspot.com Tentang desa kami, walaupun sederhana tetapi saya berusaha memberikan yang terbaik untuk anda. Terima kasih atas kunjungannya

Jumat, Februari 25, 2011

Nengah Ada Juara Ukir Es dari Tinggarsari, Busungbiu Artikel dari : www.balirc.com



Beritabali.com,Nusa Dua, Ratusan wisatawan mancanegara dan masyarakat lokal antusias menyaksikan kelincahan para pemahat es dalam kompetesi “Ice Carving” (pahat es), serangkaian ajang ” Nusa Dua Fiesta” (NDF) yang digelar hingga Selasa (19/10).
Sebanyak delapan peserta dari berbagai hotel berbintang di kawasan Nusa Dua dan Kuta Bali, dengan lincah memahat es yang dijadikan media untuk ukiran. Ketua Pelaksana Kompetisi “Ice Carving”, Komang Adi Arsana di Nusa Dua, Bali, Senin mengatakan, untuk tahun ini lomba bertemakan “Free Bird Style”.
“Tema yang diangkat dalam kompetisi tersebut menyesuaikan dengan tema NDF, yaitu ‘Green Tourims’ atau pariwisata ramah lingkungan,” katanya.
Dikatakan, peserta yang ikut berkompetisi ini adalah para pemahat yang telah biasa dan terpilih mewakili masing-masing hotelnya.
“Patung es tersebut biasanya untuk hiasan meja makan atau buffet untuk restoran hotel-hotel atau restoran,” ujarnya.
Ia mengatakan, kreteria yang menjadi penilaian, meliputi seni kreasi, kesesuaian dengan tema termasuk juga ketepatan waktu.
Dalam penilaian ini kreteria tidak seperti lomba yang biasa digelar untuk memperebutkan juara, tetapi kreterianya yaitu emas, perak dan perunggu.
Menyinggung es yang digunakan sebagai bahan ukiran, kata dia, adalah es kristal seharga Rp.600 ribu per blok. Sedangkan peserta hanya dikenakan biaya administrasi sebesar Rp. 150 ribu.
“Pelaksanaan kegiatan kompetisi ini bahan berupa es kristal tersebut sudah disediakan panitia. Pemungutan biaya administrasi tersebut dalam upaya memacu keseriusan peserta,” jelas Adi Arsana.
Nengah Ada, seorang pemahat es mewakili Hotel Nikko mengaku, dirinya sudah biasa melakukan torehan maupun pahatan pada media, buah, es, striform maupun kayu.
“Profesi saya adalah mengukir dan mendekorasi ruangan di hotel tempat kerja. Memang untuk mengukir es lebih rumit dibanding mengukir buah atau kayu, karena hal itu dituntun juga ketepatan waktu,” ucapnya.
Nengah Ada menjelaskan, mengukir es, mulai awal sudah mempertimbangkan waktu termasuk teknik memotong bahan tersebut. Pembuatan patung ini harus dirancang dengan teknik imajinasi, sehingga bisa terbentuk sesuai dengan judul tersebut.
“Mengukir adalah hobi saya. Dan beberapa kali sudah ikut kompetisi seperti ini, baik nasional maupun intenasional. Tahun 1994 saya berhasil menyabet juara emas di Singapura,” tutur lelaki asal Busungbiu, Kabupaten Buleleng itu.
Pada kompetisi ini, peserta tidak ada yang meraih emas. Tetapi dari delapan peserta lima menyabet perak dan satu orang meraih perunggu. (ctg)
Sumber : http://beritabali.com/index.php?reg=&kat=&s=news&id=201010180003


Postingan pada tanggal 25 februari 2011 di pindah ke blogspot
Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Blogger Templates